Sabtu, 26 Juni 2010

Note: Cerita ini bukan hasil karangan gw, cuma pengen share aja. Gw dapet dari milis di MSN (sudah tutup sekarang). Cerita ini tema BDSM. Silahkan menikmati yang suka, yang tidak suka, yah jangan dibaca

Part-1

Suatu siang gue sedang berjalan menyusuri perumahan elite di jakarta selatan, tiba2 mata gue tertancap di sebuah bangunan yang cukup artistik. Ternyata bangunan adalah sebuah butique, tapi tidak terlalu jelas terlihat kalau tidak diperhatikan oleh orang yang berjalan di depannya.

Sampai didalamnya, gue disambut seorang cewe yang mungkin pemilik butique tersebut. Bicaranya sangat ramah dan anggun serta penampilannya cukup membuat laki2 mabuk kepayang. Busananya rok ketat putih yang panjangnya selutut dan blues ketat pula warna putih dari kaos agak pendek hingga pusernya terlihat. Blues tsb lengan buntung hingga terlihat seluruh lengannya yang agak berspir tapi wajahnya terlihat lembut dan selalu diikuti senyum manis. Dadanya cukup besar, mungkin 36DD yang membuat gue jadi tersipu ketika ditanya karena dia baru bicara setelah jarak dekat sekali kira2 30 cm mukanya dari muka gue. Dan tercium parfum yang merangsang dari tubuhnya bahkan napasnya pun terasa kemuka gue ketika dia bicara (segar). Sebenarnya gue cukup terpana beberapa detik saat menghadapi suasana seperti ini. Gue berpikir :
PART 2


Gue bangun dari tidur ketika terasa ada sabetan di pantat gue, ternyata dia memang seorang mistress yang sadis. Masa gue dibangunin dengan cambukan, GILA BENER
PART 3

Gue melirik jam di dinding menunjukkan pukul 2:00 pagi, tapi mereka berdua terlihat masih segar sekali sedangkan gue udah mulai lemes, mungkin karena siksaan bertubi-tubi yang gue terima dan cukup banyak air yang gue telan. Mungkin mereka meminum suplemen penguat tubuh sementara, hingga terlihat segar. Mana gue setuju kalau session ini sampai pagi. Sebenarnya gue bisa membalik keadaan, dia berdua yang akan menjadi tawanan gue tapi ban pinggang ini yang menjadi senjata mereka untuk menaklukkan gue.

Gue sekarang udah dibebasi dari ikatan, gue duduk di ubin sambil berlutut mengikuti perintah mereka sekalian menunggu session berikutnya yang mereka sedang mempersiapkan untuk gue.

Mrs Rani keluar ruangan dan tak lama masuk lagi sambil menarik rantai yang menempel di collar seorang cewe dan hanya memakai TANK TOP dari sutra putih yang ketat sebatas paha hingga samar terlihat payu dara cukup besar dan ranum menonjol dan seberkas warna hitam samar karena rambut hitam di selangkangannya. Mukanya terbungkus dengan kulit hitam membungkus kepala dengan ketat sebatas leher, hanya lubang hidung yang terlihat ada lubang kecil untuk bernapas serta bolongan kecil di daerah kedua mata. Ternyata mulutnya udah di Gag karena saat sedang ditarik dia meronta melawan, yang keluar hanya suara wanita :
PART.4

Note: M = Mistress Rani
A = Gue
Sl = Slave Ida
Sp = Slave Puspa
C = Cewe pendatang baru sebagai sesama mistress.

Perasaan mengantuk melanda karena lemes, dan gue sempat tertidur sejenak. Tiba2 gue terbangun karena merasa ada sengatan cambuk di paha gue. Ternyata Mrs Rani yang melakukannya.

M:
 Part 5

Tapi kami tetap saling bersentuhan, saling sabun menyabuni diiringi senda gurau terutama si Ida dan Puspa yang selalu minta disabuni sama gue. Gue sedikitpun tidak merasa ngatuk karena suasana ini sangat indah untuk dikenang.. Tapi dasar gue celamitan, tetap aja penis gue ngga mau turun dimana membuat Mrs Rani dan Yuni tertawa menunjuk keadaan gue. Mungkin Mrs Rani memang telah berhasil mencuci otak gue dan gue ngga tahu kenapa jadi sangat patuh sama dia. Yang gue heran kenapa gue ngga melawan, pedahal gue merasa bahwa gue orangnya urakan dan selalu menentang. Tapi sekarang gue sangat patuh sama dia hingga meski ada ranngsangan kepingin melakukan sex tidak berani. Mungkin juga karena gue ngga kepingin suasana ini berarkhir, makanya gue merasa seperti akan kehilangan mereka sebentar lagi setelah gue pergi dari tempat ini.

Gue di berikan baju gratis yang gue pilih kemarin di boutiqe nya. Ternyata harganya dua juta lebih. Gila mahal amat. Setelah kami semua siap berpakaian, bersama keluar ke taman. Disana ada meja tempat istirahat yang ditutupi payung dan Mrs Rani dengan telponnya memesan makanan. Tak lama datang beragam makanan yang dipesan lengkap dengan desert dan minumannya. Gue makan bersama disertai senda gurau sangat bersahabat yang tak pernah berhenti sambil mengulang cerita yang pernah terjadi tadi dimana mereka membuka perasaan masing yang dirasainya saat itu. Gue merasa suatu pagi yang indah sekali hari ini.

Tiba2 Mrs Rani minta agar gue mengangkat baju gue. Dia mau melepas benda yang ada di pinggang gue. Terang aja gue senang, cepat gue buka kancing baju.

Sl: "Wah enak ya, baru masuk hari kedua, alat terebut udah di lepas,
sedangkan aku sampai saat ini udah tiga bulan yang kedua belum pernah
terlepas. Tapi sih memang saya ngga mau di lepas abis asik sih.
Sp:"Iya nich, kamu sebagai mistress pilih kasih, saya juga udah 1 minggu lebih
tapi harus menunggu 3 bulan. Itu juga kalau kamu berbaik hati mau
melepasnya.
C: "Udah...udah Ida, Puspa...... nanti juga Rani memberi penjelasan, kita kan
semua terbuka....sampai isi hati pun kita keluarin meski harus malu. Itu
kan memang sudah menjadi tradisi kita semua"

Mrs Rani terus memasukkan password dengan jari yang ditekan tekan di lempengan tersebut. Gue ngga ngerti apa yang dilakukannya. Gue ngga tahu persis dengan apa yang dilakukan Mrs Rani di ban pinggang gue, tapi tiba2 beberapa detik kemudian tiba2 sambungan tempat pengunci tersebut terbuka dengan sendirinya. Girang betul hingga gue tanpa sadar memeluk dan mencium bibir Mrs Rani, karena dia sangat berbaik hati membuka "Proteksi" ini dimana udah ngga ada sangsi lagi dan dia udah ngga bisa memaksa gue lagi.

Tapi ketiga cewe tsb bengong melihat temannya Rani (saat mereka bukan di suasana bdsm, mereka semua teman karena itu sudah menjadi satu perjanjian awal) meneteskan airmata dan membalas pelukan gue sambil menangis sesenggukan dengan membenamkan kepalanya di dada gue. Gue juga jadi heran dengan kejadian ini, perubahan yang drastis terjadi dengan seorang Rani yang penuh daya "kuasa", otoriter dan tegar menjadi seorang Rani yang lemah yang butuh perlindungan.

A: "Lho kamu kenapa sih?"

Gue tanya begitu tangisnya semakin menjadi hingga teman2nya bertubi tubi melontarkan pertanyaan.

C: "Iya Ran, kok kamu jadi begini, biasanya kamu tegar dan tegas"
Sp: "Kok abis ngebukain langsung nangis"
Sl: "Iya, kenapa sih Ran.....aneh ni orang"

Rani melepas pelukannya dan duduk kembali begitu pula semua. Rani menjelaskan:

M: "kalau kita sedang diluar suasana bdsm, kita semua kan teman, begitu pula
aku terhadap kamu semua. Tapi ngga tahu kenapa kok aku merasa dekat
sekali dengan teman kita yang baru. Tapi sorry aku belum tahu namanya.
Sebenarnya aku udah mendapatkan dia dengan memasangkan proteksi
pinggang seperti kamu Puspa dan Ida. Tapi entah kenapa kok aku jadi
ngga tega sama cowo yang satu ini"

C: "waaah, nada nadanya sih ada yang lagi EHEEEMM nih.....???!!!"
M: "Terus terang aku jadi sangat sayang sama pemuda ini meski ia lebih muda,
karena itu aku melepaskan proteksi pinggang tsb, tapi aku jadi takut
kehilangan dia. Setelah terlepas berarti ia akan pergi dari sini. Itu yang
membuat aku nangis dan merasa akan kehilangan dia. Tapi kalau dalam
suasana bdsm aku ngga punya perasaan seperti ini".

Rani menangis lagi dengan membenamkan kepalanya di pundak gue. Hati gue jadi tersentuh mendengar pengakuan yang jujur tersebut. Tapi kalau gue masih memakai proteksi itu berarti gue tetap akan jadi slavenya dia. Tapi jadi slave untuk seorang mistress seperti dia memang angan2 gue sejak terobsesi oleh suasana bdsm yang gue sering baca dan lihat gambarnya serta menonton filmnya di internet. Wah gimana nich......GUE JADI PUSING...!!

C: "Ok man, kita semua belum tahu nama kamu siapa, berapa umur kamu dan
lain2 tentang kamu. Bisa kasih tahu ngga?"

A: "Oh iya,..... saya bonang, umur dan pendidikan rahasia ya?
C: "Hah...! Kamu pernah ngga ngirim cerita bdsm ke internet
A: "Pernah, memangnya kenapa?"
C: "WADUH....!!! JANGAN...JANGAN....???
Aku juga punya teman dengan nama seperti itu tapi hanya kenal melalui
email doang. Ia selalu memanggil dengan nama Dwi karena memang aku
merahasiakan nama asliku. Malahan dia ngga percaya kalau aku ini
seorang cewe. Dia juga minta ditelpon untuk meyakinkan aku ini seorang
cewe tapi aku ngga mau, apalagi memberi no Hp..
A: " Yang betul nih"
C: "Iya betul...yang kasih tahu situs2 bdsm adalah orang tsb sementara aku
saat itu baru mulai suka dengan hal yang seperti ini".
A: "Waduh....!! Jadi kamu Dwi yang selalu merahasiakan identitas...ya ampun
Dwi..Dwi... Kita ketemu di sini. Ternyata saya jadi lebih mengenal kamu
bahkan sekarang jadi Mistress saya lagi, malahan udah memaksa
saya mencicipi sesuatu yang membuat saya jadi kenyang."

Mrs Yuni tertawa terbahak bahak, mendengar kata2 saya yang polos.

C: "Kamu ini kadang lucu, polos dan aneh. Tapi memang suatu kebetulan
sekali kita pertama bertemu dengan jalan seperti ini. Tapi kamu senang
kan dengan perlakuan aku kan? Dan gimana rasanya, gurih kan. Nanti
deh, pasti akan aku kasih lagi, mungkin bareng bareng agar kamu lebih
kenyang lagi...hi..hi..hi."

Semua tertawa terbahak bahak mendengar kata2 mrs Yuni yang sebenarnya cukup menghina gue tapi gue ngga merasa terhina malah gue juga tertawa, kecuali Rani yang tiba2 menyela pembicaraan. Dan Mrs Yuni meneruskan :

C: "Apa sekarang kamu mau lagi?...... Yuk, aku kayanya udah kepingin kencing
lagi nih. Dan kamu kan seorang slave yang harus menurut kemauan
mistressnya. Hayooo, tunggu apa lagi, berlutut di sini".

Melihat mrs Yuni serius, gue jadi nurut dan berlutu di depan selangkangannya sambil membuka mulut yang diiringi gelak tawa Puspa dan Ida. Mrs Yuni mengangkat roknya dan mulai menurunkan celana dalamnya sampai ke lutut lalu menempelkan vaginanya di mulut gue. Terasa air mulai mengalir kembali ke mulut gue tapi tidak sebanyak ketika dia datang tadi. Mata Mrs Yuni terus memandang gue yang sedang menghirup air kencingnya. Setelah selesai gue harus menjilati hingga bersih baru dia pakai kembali celana dalamnya dan berkata lagi.

C: "Gimana Bon rasanya dengan air kecing aku pagi ini, cukup enak kan?"
A: "Ya tentu enak donk, namanya juga kencing seorang mistress, tentu saya
tidak menolak untuk meminumnya"
C: "Wah, memang kamu slaveboy idaman aku....kayanya kamu bisa
memwujudkan semua fantasi aku deh dalam BDSM".

M: "Udah..udah..CUKUUUP...!! Bon,.... kalau kamu mau pergi sekarang boleh
tapi harus diantar sama Ida dan Puspa dengan mata tertutup dan terikat.
A: "Lho....kok aku diusir"
M: "Ngga ngusir,,,,,,, kan dari kemarin juga kamu berusaha melepaskan diri.
Malahan sekarang setelah aku lepas proteksinya kayanya kamu senang
sekali bisa bebas.
A: "Ngga ah, enakan sama kalian, aku bisa mengujudkan impiannku yang udah
lama terobsesi."
M: "Hah...! Sungguh...?!!"
A: "Sungguhan kok"
M: "Kalau begitu aku senang sekali. Ayo pakai lagi proteksi ini"
A: "Jangan pakai itu deh"
C: "Ngga bisa Bon, tetap harus pakai. Ini udah peraturan dan untuk menjaga
hal2 yang tak diinginkan"
M: "ya udah kalau ngga mau, berarti kamu ngga mau bersama kita2 lagi"
A: "Iya deh aku mau....sini aku pasang sendiri"

Terlihat semuanya senang sekali apalagi Rani terlihat matanya berbinar binar tanda bahagia. Aku pasang kembali alat tsb di pinggang dan.....KLIK...! Habis sudah kebebasanku yang sebelumnya udah bebas. Rani langsung menaikkan kakinya ke mukaku dengan tertawa dan menyuruh agar aku menciumnya. Aku jadi patuh lagi mencium kaki Rani diiringi gelak tawa mereka semua.

M: "Ok...barangkali kalian bertiga mau pergi sekarang.......... aku ada
sedikit mau bicara empat mata sama dia".
C/Sl/Sp: "tuh...gitu kan, udah dapat yang dimau kita2 di suruh gone with the
wind. Ayo kita pergi....bye bye Ran dan bon.

Gue dan Rani melambaikan tangan mengiringi kepergian mereka dengan mobilnya masing2.

Rani mengajakku duduk kembali dan berkata : "Bon, sebenarnya aku sangat senang kamu mau tetap bersama kita, tapi apa kamu ngga menyesal". Aku sempat diam sesaat dan menjawab: "Ngga kok, aku udah memutuskan bahwa dunia ini adalah impian ku yang udah lama aku idam idamkan, sekarang baru terujud". Rani tersenyum

"Meski harus menjalani siksaan demi menyenangkan aku?"
"Iya...", sahutku.
"Menerima hinaan dari aku?"
"Iya...", sahutku lagi.
"Patuh pada perintahku?"
"Iya...iya..iya.. sayang", jawab ku.
"Berarti patuh bila aku sewakan ke cewe lain selain aku"
"hah...disewakan?"
"Iya.....karena menjadi slave ku berarti aku bisa berbuat apa saja terhadap kamu, juga membisniskan kamu"
"Iya....asal hanya cewe tidak pernah cowo dan bukan cewe semata mata hanya untuk bisnis.", sahutku.
"itu pasti donk, kamu jangan kuatir deh, aku meski jadi mistress kamu juga sayang sama kamu dan ngga mau mengecewakan kamu dalam hal bisnis", jawab Rani.
"Nah itu yang saya salut sama kamu Ran", sahutku.

Gue dan Rani diam beberapa saat sambil meneguk minuman dan membakar rokok baru dan membantu membakarkan Rokok Rani. Sambil menghembuskan asap dari mulutnya Rani berkata lagi :

"Bon, terus terang deh..... aku masih banyak peralatan2 yang fungsinya sama dengan yang pernah kamu lihat di internet dimana kamu baru tahu hanya beberapa kan? Masih banyak variasi dan peralatanku yang kamu belum coba, nanti kamu akan tahu kok semuanya dan pasti karena ternyata aku telah menemukan slave cowo idamanku selama ini. Aku pernah coba beberapa cowo tapi tidak mengena dihatiku, baru kamu", kata Rani.

"Ah masa.....jangan melebih lebih kan dong, jadi ngga enak neeeh..", sela ku.

"Betul kok, meski untuk aku memang lebih enak dengan cewe tapi terasa hambar kalau ngga ada cowonya, kurang hidup suasananya. Ternyata semua teman kita bilang begitu kok. Mereka pernah membawa cowo ke suasana ini, tapi akhirnya mereka juga yang tidak suka. Tapi sama kamu kok mereka langsung suka, inilah daya tarik yang kamu tidak pernah sadar".

Gue jadi merasa tersanjung tapi tetap diam dan dia juga diam sejenak sambil menikmati asap rokok dan minuman.

"Eh kamu udah mulai ngantuk?", tanya Rani.
"Sedikit sih, memang kenapa?", jawabku.
"Aku ingin sekali lagi dengan kamu kesuasana bdsm, karena aku masih kangen dengan teriakan kamu, mau kan?"
"Ayo deh...yuk", jawabku sambil bangun menarik tangannya kedalam ruangan kembali.

Setelah dia mengunci ruangan, dia menyuruh aku melepaskan seluruh baju lagi. Gue jadi kaget...baru saja dengan perangkai lembut, tiba2 drastis jadi seperti seorang mistress yang tegas. Dia mengingatkan bahwa di suasana bdsm di dalam ruangan ini, hak azazi gue sudah tidak ada. Katanya gue seorang budak, kalau tidak patuh pasti mendapat hukuman dan dia adalah mistressnya bukan temannya lagi. Gila juga nih, tapi gue suka kok.

Gue dipakaikan collar lagi yang ada rantainya, kaki gue pasang borgol kembali dengan rantai berjarak pendek, terus tangan gue diborgol lagi kebelakang. Setelah seutas tali diikatkan di borgol tangan gue lalu ditarik ke arah collar, telah tegang baru diikat hingga habis sudah kebebasan kedua tangan tangan gue. Dia mulai menarik rantai yang menempel di collar bagian depan, terpaksa gue mengikuti dengan jalan yang sulit. Tapi kali ini dia sengaja melangkah lebih cepat hingga untuk mengikutinya gue harus melompat lompat.

Pas di dekat tempat tidur, dia melepas bajunya semua dan tangannya sempat mengambil "crop". Kemudian dia mulai mencumbu gue dengan buas dibarengi dengan sabetan crop berulang ulang di pantat membuat gue :
"AAAKKH...UHHH...AAKKHH...!! tapi mulut gue terus diciumi tanpa henti. Kadang kepala gue dijambak dan ditekan kebawah untuk mengisap puting susunya.

Tiba2 gue dijorokin dengan kuat hingga jatuh ketempat tidur yang berukuran besar. Dia mengangkat kedua kaki gue yang masih terborgol ke tempat tidur dan langsung dia menduduki perut gue. Sambil senyum tangannya memainkan puting gue, kadang di pencet hingga gue meronta hingga dia tertawa. Kadang mencium gue, kadang meremas remas batang penis gue. Terakhir dia masukkan penis kedalam vaginanya dan mulailah dia yang melakukan "blowjob". hal ini cukup lama berjalan hingga sampai dia orgasme. Tapi mungkin cairan gue udah habis kali atau karena seolah diperkosa jadi gue belum menunjukkan apa2. Dia tertawa melihat gue seolah belum apa2.

Lalu dia memakai sarung tangan karet dan diberi sedikit pelicin. Dia mulai mengubah posisi menjadi 69. Gue disuruh menjilati vaginanya dan dia mulai mengulum penis gue. Sambil mengulum dia memasukkan jarinya ke anus gue hingga gue menggelinjang. Awalnya satu, lalu dua, lalu tiga jari hingga gue teriak karena terasa sakit juga. Pada akhirnya gue ngga tahan juga, muncratlah air mani gue ku mulutnya. Dia langsung balik badan menatap gue dengan senyuman yang masih berlumur air mani gue. Dia telan semua dan selebih yang tertumpah di lumurkan kesemua tubuhnya. Dia bilang cairan ini paling baik untuk membuat kulit halus. Gue hanya memandang tanpa berkata kata.

Setelah dia membuka semua belengu gue memakai baju dan gue boleh pergi meninggalkan dia. Yang gue lihat sangat aneh, Mrs Rani tidak membersihkan lumuran airmani gue di badannya, dia langsung pakai baju. Dia ingin airmani gue kering dibadannya juga ingin terus merasakan bau aroma airmani gue sampai hilang sendiri.

Sekarang dia tidak menutup mata gue lagi karena dianggap telah menjadi satu grup dan tetap gue masih dikuasai dia karena alat yang masih menempel di pinggang. Gue dikasih ATM juga berfungsing sebagai credit card, dimana gue bisa mengambil uangnya bila perlu. Dan selalu dia isi selama gue menjadi grupnya seperti yang lainnya. Dia sudah mencatat semua telpon gue agar mudah kalau diperlukan.

Karena agak jauh dan banyak belok untuk menuju jalan raya, gue diantar sampai jalan raya dengan mobilnya. Ketika gue mau turun, HPnya berdering.

"Ya kenapa say.....oh kamu butuh slave cowo. Kan kamu lesbi kok cowo....?"

Gue terus mendengarkan pembicaraan Rani.

"Oh slavegirl kamu minta didampingi slave cowo......ok kok,.......tahan...udah, udah aku udah training dia kok dan saat ini dia slave pribadiku......... jangan macam macam...... aman kok, kan ada proteksi di pinggangnya yang aku pasang dan berjarak 10 km jangkauan sinyalnya............tentu donk........oh yang ini lebih mahal......... yaaa 5 kalinya deh...... DEAL?........ Nanti aku call lagi kapan dia bisa, soalnya dia abis bergadang sama aku dan kawan2...........tentu asik donk........ oh dia suka juga yang extrim, malah itu jadi impiannya.......... dia bersedia menjilat semua.......... ya ngga apa, dipecut keras di tahan kok, paling2 teriak....... ya..kan teriak itu yang membuat kamu senang kan? hi hi hi hi ......... ah kamu bisa aja.... udah dong, aku kan mistressnya harus mencoba duluan dan asik kok.........ok...eh, tapi ngomong2 slave kamu ok ngga.........tingginya?.....berapa......... 175? tinggi amat. Dia sangat suka orang yang tinggi pedahal dia tingginya cuma 170....... Ok, deeee..........

M: "Kamu dengar kan.....baru tadi aku ngomong eh ada order, udah dengar
semua kan. Gimana kamu mau kan?"
A: "Mau sih mau tapi aku yang kerja........ imbalannya?...........sorry nich, kan
katanya terbuka.
M: "Tentu donk....50%, ok?
A: "Itunya berapa dan berapa lama?"
M: "Hi..hi..hi...kamu udah lihai sekarang, itunya cukup besar kok untuk dibagi
dua dan waktunya dari sabtu pagi jam 10, dia bersama kamu sampai Senin
pagi atau siang baru pulang, gimana, kalau ok aku confirm nih.
A: "Sabtu depan kan? Ok aku confirm..
M: "Gitu donk, itu baru namanya slaveku. Tapi ingat lho, kamu milikku, orang
lain hanya sampingan",

Gue turun dari mobilnya, terlihat dia telpon kembali saat mobilnya meluncur meninggalkan gue. Tapi gue yakin dia jujur dan asik. Selintas tadi gue dengar dia bilang "tahan". Kalau benar yang dimaksud tahan sakit, wah gue akan masuk sarang singa lagi nih.....Ah tau ah, yang penting sekarang gue udah punya tempat untuk mengeluarkan semua impian gue.

Rani minta gue mengumpulkan data2 diri, ijasah S1, dan yang lainnya mungkin dibutuhkan. Semua gue foto copy dan langsung dilaminating jadi kalau disimpan pun engga rusak. Setelah semua selesai gue simpan di mobil terus gue jalan2 di mall untuk melihat lihat, siapa tahu ada yang bisa dibeli buat dipake besok Sabtu untuk acara asik. Tapi asik atau .........?

Tiba2 mata gue terpokus ke seorang cewe yang sedang di toko bahan. Segala macam bahan terbuat dari katun, sintetis, horden, jeans bahkan terpal. Kayanya gue kenal dengan cewe yang punya body mantep buanget. Tinggi, rambutnya sebenarnya panjang tapi diikat. Pokoknya penampilannya membuat mata2 jalang pasti melirik. Dia memakai kaos ketat bewarna hitam dengan lengan panjang dan rok putih katun sampai ke lutut. Gue perhatiin dari dekat, sepertinya benar bekas teman SMA gue. Dulu memang dia seorang yang dipuja ama cowo sekelas, bahkan gue pernah ngejar dia tapi setelah tahu orangnya sombong, gue mundur. Sebenarnya sih kalau gue terusin kayanya bisa jadian karena gue lihat gelagatnya ada harapan.

Gue juga ngga yakin, benar dia atau bukan. Gue coba panggil namanya, kalau benar pasti dia nengok. Gue jalan melintas di belakangnya sambil bersuara pelan :

A: "Rere....."

Aroma parfum mulai tercium sama gue karena jarak gue dengan dia agak dekat. Ternyata benar dia nengok mencari dari mana suara tersebut berasal. Tapi di dekatnya ngga ada orang lain selain gue. Dia menjawab tapi tidak kenal.

R: "Ya.....siapa ya?"
A: "Masih ingat.....?
R: "Siapa ya.....anda tahu nama saya dari mana?"
A: "Wajar lah kalau lupa karena udah lama kita tidak ketemu, Saya sih masih
kenal kamu meski agak ragu. Tapi setelah saya sebut nama tsb kamu
nengok. Saya yakin bahwa itu adalah kamu karena nama panggilan tsb
yang pernah saya berikan dan kamu senang memakai nama itu.
R: "Gilaaaa...!! Kamu Bon bon toh.....Waduh........kamu berubah amat, benar2
ngga ngenali deh aku. Sumpah...!
A: "Ya..ya..ya... saya percaya.....Gimana kabarnya? Eh lagi beli apa, banyak
betul barang2 yang kamu beli. Sini saya bantuin bawa, kasihan cewe
cakep2 gini bawa berat2"
R: "Nah gitu, baru cowo gentle nolongin cewe yang butuh pertolongan. Kamu
udah makan? Aku lapar nih, makan dulu yu....aku yang traktir deh. Dulu
kan kamu melulu yang traktir. Kalau sekarang aku yang traktir terus juga
ngga apa2, kecil..!!
A: "Ah, ternyata kamu masih sombong juga ya...!
R: "Ngga kok, tapi kenyataan kok. Sekarang aku pengusaha dan beberapa kali
dapat project besar dan berhasil, makanya kalau traktir kamu 100 kali makan
juga aku masih mampu".

Dia bicara dibarengi dengan senyumnya yang pernah buat gue kasmaran saat SMA. Tapi sekarang lebih oke lagi, mungkin ia udah jago dandan. Gue berdua si Rere masuk di rumah makan yang cukup romantis suasananya. Dia memilih meja di ruang VIP dimana dia harus bayar juga ruangan tsb disamping makanannya yang cukup tinggi harganya. Setelah duduk gue mulai berceloteh lagi.

A: "Kamu belanja banyak amat sih, kok sendiri ngga sama teman, kan bawa
bungkusan sebanyak ini repot kalau sendiri"
R: "Sebenarnya memang repot, tapi memang harus sendiri, karena aku ngga
mau kalau teman ku tahu apa yang yang kubeli. Ia pasti bertanya untuk
apa"
A: "Lho memangnya apa sih yang kamu beli, sampai segitu tertutupnya sampai
teman aja ngga boleh tahu. Saya boleh ngga?"
R: "Boleh tapi sedikit aja ya dan jangan ketawa......celana dalam yang
keciiiillll....hayo jangan berkhayal jorok. Aku kan tahu dulu kamu selalu
berkhayal jorok. Dan macam-macam bahan, tambang katun....udah ah, kita
makan dulu"

Gue hanya senyum ketika dia mengingatkan masa masa lalu gue saat bersama dia, banyak hal2 yang membuat gue ngga bisa lupa.

A: "Yang ini? Kok berat..... apa sih isinya?

Sambil mendorong badanku, ia meneruskan:

R: "Kan.....mau tahu semuanya.....udah ah....kita makan aja deh. Kita kan
kesini untuk makan bukan menjawab semua pertanyaan kamu".

Gue diam dan mulai makan. Tapi gue berpikir, tadi waktu dia dorong badan gue sempat gue lihat kedua pergelangannya yang ditutupi gelang ada melingkar garis2 merah, hingga gue ngebayangi mungkin dia juga seperti gue suka diikat. Sepertinya sih itu bekas ikatan. Tapi sempat gue tertawa dalam hati karena merasa lucu menghubung hubungkan orang lain dengan diri gue. Tapi tanpa sadar gue jadi senyum yang terlihat oleh si Rere.

R: "Hey...ada apa senyum2?"
A: "Siapa yang senyum?"
R: "Tadi aku lihat senyum2, ngetawai aku ya?"
A: "Ngga, aku berpikir kamu sendirian belanja sebanyak ini, apa ngga repot?"
R: "Oooohh....eh, kamu udah merit?
A: "Baru mau, tapi belum pasti karena lagi nyari yang cocok".
R: "Pacar kamu yang dulu?"
A: "Si Neni?"
R: "Iya".
A: "Ah....kartu mati dia... Gue keki banget sama dia......... tapi gue udah
sumpahin dia sih...."BIAR KEJEBLOS DI JAMBAN....!! Tau deh udah
kejeblos atau belum.....GUE DITINGGALIN....!! Sekarang udah punya anak
LIMAAAA..!! ....BIAR MAMPUS DIA....!!

Dia kaget dan tertawa terbahak bahak melihat kelakuan gue yang urakan sambil menepuk pundak gue karena gue bicara agak keras seperti orang lagi sebel, hingga buku agendanya tersenggol jatuh kelantai. Gue langsung kekolong meja untuk mengambilnya.

R: "Udah biar Bon,....ah kamu masih aja seperti dulu, bikin orang jadi ngga
enak"

Di kolong meja, gue sempat melihat kembali pergelangan kakinya ada beberapa garis merah seperti di pergelangan tangannya. Meski dia pakai stocking coklat muda, tapi masih jelas terlihat. Gue jadi ngga tahan mau bertanya.

A: "Re, saya lihat tangan dan kaki kamu ada garis merah seperti baret, kenapa
sih?"
R: "Tuh kan nanya lagi. Itu karena seminggu 3 kali aku senam dan memakai
baju senam dimana ujung kaki dan tangan baju senam itu ada karetnya dan
sangat ngepres, jadi seperti itu. Makanya sekarang juga aku beli beberapa
baju enam yang baru yang karetnya agak lembut. Udah ah...kalau nanya
lagi aku bisa marah nih".
A: "Ok say......tapi kamu tadi nanya tentang aku udah merit atau belum.
Sekarang kamu udah merit?"
R: "Aku udah bon tapi baru 6 bulan merit suamiku meninggal karena pesawat
yang ditumpanginya jatuh. Hal ini yang membuat aku shock hingga aku
jadi seperti ini.
A: "Jadi seperti apa?
R: "Aku mau jujur sama kamu. Kalau dulu kamu tidak menghindari aku, mungkin
aku udah jadian sama kamu dan mungkin ngga jadi seperti ini. Karena
aku sangat sedih dan kesepian aku bergaul beberapa teman cewe ternyata
mereka lesbian dan aku ngga tahu apa aku terbawa arus mereka atau enga
karena saat itu aku memang benar2 kesepian sekali dan punya perasaan
yang lain terhadap sentuhan sentuhan mereka. Jadi aku sekarang ngga
tahu sudah seperti mereka atau ngga.. Tapi aku merasa aku bukan lesbian
aku juga masih senang sama cowo kok. Makanya aku nanya kamu udah
merit atau belum. Ternyata belum kan dan masih mencari yang
cocok....... Barang kali aja aku bisa dekat lagi dengan kamu, mungkin aku
bisa terangkat kembali dari dunia ini"
A: "Oh itu maksud kamu.
R: "Iya....dan semua kebutuhanku sudah terpenuhi sekarang. Suamiku
ninggalin harta dan perusahaan atas namaku semua. Dia anak yatim,
tunggal tidak punya keluarga. Jadi semua jatuh ketangan aku. Tapi aku
lelah kerja sendiri ngga ada pendamping".
A: "Oh gitu.....terus sampai sekarang belum dapat"
R: "Kalau udah aku ngga sendiri sekarang tau...!!! Ini orang kadang
begoo...! Kadang pintar bisa mancing aku agar cerita....sialan kamu..!!
Ternyata kamu pinter pinter.....
A: "PINTERRRR...!!!. (gue memotong pembicaraannya)
R: "Siapa yang mau bilang pinter......BEGO tau...!! (sambil mendorong dahi gue
dengan jarinya yang lentik)

Gue balas mendorong dahinya juga tapi mungkin agak kencang kepalanya agak mendongak tapi sempat gue perhatikan lagi garis merah yang melingkar di pergelangan tangannya. Gue jadi semakin yakin..!

R: "Ah...kamu masih jahat seperti dulu, URAKAN...!!
A: "Kamu yang mulai"
R: "Tapi aku kan cuma pelan, sedang kamu........sampai kepalaku terdorong
kebelakang.
A: "Sorry deh say...ok?
R: "Udah.....sebaiknya kita terusin lagi makannya, ok honey?
A: "Ok Sweety.....

Dia tersenyum manis ketika gue sebut "sweety. Dan gue jadi tertawa melihat kelakuannya yang asik dipandang. Rere sekarang sexy buanget, gue jadi ingat masa masa gue ngejar2 dia dulu. Setelah selesai makan, gue antar dia ke mobilnya yang aduhai, Dia pakai Jaguar, gress lagi. Saat menuju mobilnya, gue ngajak dia jalan malam ini.

A: "Re...., malam ini kita jalan yu".
R: "Ah ngga bisa bon, karena besok pagi aku ada urusan........ janji sama orang
dan mau pergi, mungkin sampai senin baru pulang, jadi aku harus beres
beres dulu. Mana banyak yang harus dikerjakan malam ini".
A: "Sama dong...saya juga ada janji sama orang besok pagi, mungkin
pulangnya juga senin.....ya udah ngga apa2, lain waktu aja kita jalan ya?
R: "Janji lho...aku minta no hp kamu donk, nanti aku telpon setelah acaraku
selesai, mungkin sehari setelahnya. eh....kamu masih ingat Sarkinah?
Dia sekarang kerja bareng dengan ku. Besok aku pergi bersama dia.
A: "Yang mana ya?"
R: "itu yang dulu badannya tinggi ngelacir kurus. Dulu kamu suka ledekin dia
hingga sering kamu buat nangis. Tapi sekarang bon....wow...kalau kamu
melihat dia, pasti kelepekan deh. Aku aja ngga ngenalin saat pertama
ketemu dia. Kalau dia ngga ngenalin diri duluan karena dia yang masih
kenal sama aku, mungkin sampai saat ini aku ngga pernah tahu dia itu
siapa yang ternyata teman kita SMA.
A: "Memangnya kenapa?"
R: "Sekarang dia aduhai......Orangnya kan memang tinggi, tapi sekarang
bodynya jadi oke, dadanya gede dan bokongnya oke banget. Dia merawat
diri dengan mengikuti pelatihan untuk mempercantik diri. Dia juga ikut
beladiri jadi kalau aku jalan bersama dia, aku ngga perlu kuatir dengan
orang jahat. Sekarang dia ganti nama, dengan membaca empat huruf nama
dia dari belakang....jadi HANI...hi..hi..hi..".
A: "Tau ah, saya agak samar wajahnya, tapi kalau sering buat dia nangis sih
masih ingat. Saya juga nyesel kenapa selalu usil sama dia. Mungkin dia
benci sama saya"
R: "Memang, dia kan selalu curhat sama aku kalau kamu habis menggoda dia.
Ya udah, aku pergi dulu ya, jangan lupa lho aku akan call kamu nanti".
A: "Ok....saya tunggu ya"
R: "Deee........

Mobilnya meluncur menjauh, barulah aku mencari ATM, untuk mengambil uang. Tapi gue ngga mau menggunakan kesempatan, ngambil uang secukupnya saja, soalnya si Rani udah begitu percaya. Gue sebenarnya mau cari celana dalam juga untuk dipakai di acara besok dan parfum untuk cowo. Gue mau cari yang mahal sekalian biar asik. Tapi pikiran gue melayang lagi ke si Rere, kok gue kebetulan sekali acaranya sama, besok hari sampai hari senin. Dan gue lihat garis garis merah di tangan dan kakinya kayanya bukan bekas baju senam seperti bekas ikatan dalam waktu lama, jadi terlihat seperti baret baret. Apa dia juga seorang penganut BDSM dengan status slave seperti gue. Ah bodo amat, nanti lama lama juga terbuka, kan gue ada janji akan jalan sama dia, pasti bisa gue pancing, soalnya gue adalah seorang yang jago mengorek rahasia orang...he..he..he..haaaa ....haaaa...haciiihhh...!!! Sialan tuh lalat masuk hidung gue. Jangan2 sebelumnya dia habis ngorek ngorek sampah...hiiiii. Haa...haaa....hacihhh....!!! sialan bangkis lagi...gara2 lalat itu ngga pernah disekolahin...ngga bilang2 masuk hidung gue..

Tamat

Endnote: katanya ada part lanjutannya, tapi gak nemu filenya. moga rekan2 semua berkenan. Dan buat pengarang aslinya, mohon maaf tidak ijin dulu, moga berkenan juga

2 komentar: